Hidayatullah.com--Sebuah cahaya putih memancar dari langit menerangi sebuah desa di Riyadh, Arab Saudi. Sinar itu, menjadikan suasana gelap mirip siang hari. Para saksi mata yang bermukim di sebuah desa itu mengatakan bahwa mereka menyaksikan tanda-tanda lailatul qadar, yang berupa cahaya dari langit yang menerangi desa mereka pada Jumat malam 23 Ramadhan.
Al Muthiri, salah satu pejabat lokal di desa Hujrah Masylah, yang berada sekitar 330 km dari Riyadh menyatakan, bahwa ketika ia keluar dari rumahnya pada Jumat malam ia melihat ada cahaya dari langit yang menyinari permukaan bumi, sehingga tempat-tempat di sekelilingnya menjadi terang-benderang seperti saat siang hari.
Ia pun memberitahu penduduk atas peristiwa yang baru ia saksikan, sehingga banyak pula penduduk yang menyaksikan hal yang sama, hingga ia berkesimpulan bahwa malam itu adalah malam lailatul qadar, yang memang berada di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, yang telah dihidupkan oleh para penduduk desa itu.
Bandar bin Dhoif, saksi mata lain atas peristiwa itu mengatakan bahwa ia menyaksikan sebuah cahaya yang menerangi wilayah itu, yaitu sekitar pukul 12 malam di saat itu mengendarai mobilnya, anak-anaknya pun keluar dari mobil untuk menyaksikannya, seakan mereka berada di siang hari, ia amat yakin bahwa cahaya itu bukanlah kilat, karena langit saat itu bersih.
Abdullah Khanaya penduduk desa itu juga mengakui adanya peristiwa itu, dan amat benyak yang telah menyaksikannya, mereka menilai bahwa peristiwa itu adalah salah satu tanda turunnya malam lailatul qadar.
Akan tetapi Amru Abu Hani punya penilaian lain, ia mengatakan,”saya telah melihat sebuah cahaya dari kota Riyadh, cahaya yang berwarna amat putih, jatuh dari langit menuju bumi, dan saya berkeyakinan bahwa itu adalah sebuah meteor yang sedang mendekati bumi dan menabrak lapisan atmosfir, lalu terbakar, Allahu A’lam”.
Syaikh Abdul Muhsin Al Ubaikan, anggota Majlis Syura, menyatakan bahwa cahaya langit yang datang tanpa disebabkan karena petir atau meteor menunjukkan tanda datangnya lailatul qadar, sebagaimana penjelasannya di koran Al Wathan (7/10).
Adapun ketua Jurusan Astronomi di Akademi Madinah Malik bin Abdul Aziz, Dr. Zaki Musthofa, ketika diminta untuk menanggapi, menyatakan bahwa ia tidak ada penjelasan tentang kejadian itu dalam disiplin ilmu. Sehingga ia belum bisa menentukan apa sebenarnya fenomena itu. [alarabiya.net /thoriq/www.hidayatullah.com]